CERITA SEKS ISTRIKU MENJADI BUDAK SEKS

WWW.JINPOKER.COM, - AGEN POKER dan DOMINO ONLINE TERPERCAYA

WWW.JINPOKER.COM, - AGEN POKER dan DOMINO ONLINE


Cerita dewasa sensasiku melihat istriku bercinta dengan orang lain, Cerita ini bermula ketika aku dan istriku sudah membina rumah tangga selama 2 tahun. Aku bernama Johan dan Istriku bernama Icha, umurnya saat ini 27 tahun, berwajah cantik, kulitnya putih, tinggi badan sekitar 165cm, rambutnya sedikit lebih panjang dari bahu. Kehidupan kami berumah tangga sangatlah baik, kami termasuk keluarga yang mapan. Sebagai istri, Icha adalah istri yang baik, ia adalah seorang wanita yang alim dan sopan. Untuk urusan ranjang, Icha dapat dikatakan bukanlah seorang ahli, laki-laki pertama yang menidurinya adalah aku yaitu pada saat malam pengantin kami. Dua tahun kehidupan perkawinan kami berjalan baik-baik saja, kami belum mempunyai keturunan, mungkin kekurangannya adalah kehidupan seks kami terlalu biasa-biasa saja. Cerita dewasa lainnya bisa dibaca hanya di pusat cerita dewasa di ceritaseksjinpoker.blogspot.com


Kami mungkin hanya berhubungan badan sekali dalam 2 minggu dan itupun hanya dengan cara yang sangat konvensional yaitu posisiku di atas dan dia di bawah. Icha tidak menyukai atau bahkan dapat dikatakan tidak mau dengan gaya lain selain gaya konvensional tersebut. Entah kenapa setelah 2 tahun berumah tangga, pada waktu berhubungan badan dengan Icha, aku selalu membayangkan Icha sedang disetubuhi laki-laki lain, dan hal tersebut terus berulang sampai-sampai pada saat sedang tidak berhubungan badanpun dengan Icha. aku selalu memikirkan bagaimana rasanya melihat Icha disetubuhi laki-laik lain. Aku bekerja di sebuah perusahaan multi-nasional, bosku adalah seorang warga negara China, umurnya sekitar 59 tahun, badannya sangat gemuk dan kepalanya sudah mulai botak, hanya tinggal rambut-rambut tipis menutupi bagian kepala belakangnya. Bosku ini, namanya Lim sangatlah baik kepadaku, dapat dibilang akulah tangan kanannya di Indonesia. Orangnya suka bergurau masalah-masalah seks. Lim sering sekali menanyakan kabar Icha, memang sudah beberapa kali Lim bertemu dengan Icha dalam acara-acara kantor, terlihat sekali dia sangat tertarik pada Icha yang memang sangat cantik dan menggiurkan banyak laki-laki. Suatu ketika Lim menanyakan kehidupan rumah tanggaku, seperti biasa dia menanyakan kabar Icha dan menanyakan mengapa sampai saat ini kami belum mempunyai keturunan dan apakah hal tersebut disengaja karena memang belum menginginkan keturunan. Mendengar pertanyaan tersebut, akupun menjawab bahwa sebenarnya aku danIcha menginginkan keturunan tapi memang belum berhasil mendapatkannya.

Kemudian aku menceritakan kepada Lim bahwa akhir-akhir ini aku selalu membayangkan aku menyaksikan Icha ditiduri laki-laki lain, dan aku juga menjelaskan bahwa mungkin pikiranku ini hanya akan jadi khayalan semata mengingat betapa alimnya Icha. Ternyata gayung bersambut. Lim menjelaskan dan meyakinkan kepadaku bahwa sebenarnya tidak ada wanita yang alim dalam seks, wanita hanya memerlukan pancingan dan pengaturan “permainan” dari laki-lakinya untuk membangkitkan nafsu yang ada dalam dirinya. Lim kemudian mengatakan bahwa dirinya akan dengan senang hati membantu khayalanku menjadi kenyataan kalau memang aku mempercayainya. Mendengar itu akupun langsung mengiyakan. Lim kemudian memastikan lagi apakah aku tidak akan apa-apa kalau dirinya meniduri Icha dan menanyakan apakah aku meminta imbalan sesuatu dari dirinya agar dia diperbolehkan meniduri Icha. Aku menjawab bahwa aku tidak meminta apa-apa, aku hanya minta diperbolehkan untuk melihat dan menonton Lim meniduri Icha.

Pukul 8 malam aku dan Icha telah berada di depan villa yang dimaksud oleh Lim. Icha memakai gaun malam panjang. Wajahnya terlihat sangat cantik dengan sapuan make-up tipis. Badannya tetap terlihat menawan meskipun ditutupi oleh gaun malam yang panjang. Seorang pelayan yang rupanya bertugas menyambut tamu mempersilahkan kami masuk ke ruang tengah. Villa tersebut sangatlah besar ditengah perkebunan teh dengan halaman belakang dengan kolam renang dan jacuzzi. Ruang tengah villa tersebut sangatlah besar dan telah disulap menjadi diskotik dengan lagu house music yang berdentum keras. Sudah banyak tamu lain baik wanita maupun laki-laki yang telah datang lebih dahulu daripada kami. Semua tamu kelihatannya adalah teman-teman Lim, mereka adalah sesama pengusaha China daratan yang ada di Indonesia, rata-rata mereka berusia di atas 50 tahun. Aku tidak melihat satupun rekan kerjaku di kantor yang datang, mungkin karena memang tidak diundang. Melihat kami, Lim menyambut aku dan Icha dengan ramah. Lim kemudian mempersilahkan kami menikmati pesta yang diadakannya dan menjelaskan kepada kami bahwa pesta ini diadakan untuk networking sesama pengusaha China daratan di Indonesia. Kemudian Lim meninggalkan aku dan Icha, kami segera pergi untuk memesan minuman langsung ke bar di pojok ruang tengah. Kamipun menuju bar untuk memesan minuman. Icha memesan segelas jus buah dan aku segelas bir, dan kamipun menikmati pesta tersebut dan berbincang-bincang dengan tamu-tamu yang lain. Sekitar satu jam kemudian, yaitu tidak beberapa lama setelah Icha menghabiskan jus buahnya, aku melihat terjadi perubahan pada diri Icha. Icha mulai menikmati lagu house music di ruangan tersebut dan mulai menggerakan badannya mengikuti alunan house music. Lim kemudian mendekati kami dan mengajak Icha ke dance floor. Icha tanpa meminta ijin dariku mengikuti Lim ke dance floor dan mulai menari dan berdansa dengan Lim. Aku melihat teman-teman Lim baik wanita dan laki-laki semuanya mendekat kepada Lim dan Icha dan kemudian menari bersama. Sedangkan aku hanya duduk disofa dan menonton sambil meminum birku. Pesta berlangsung meriah, tidak terasa 3 jam sudah berlalu. Icha masih menari dan berdansa dengan tamu-tamu lainnya. Aku melihat sudah beberapa gelas minuman yang ditawarkan kepada Icha dan dihabiskannya. Kemudian 3 tamu wanita mengajak Icha ke lantai atas villa, aku berusaha mengikuti tapi tiba-tiba tangan Lim mencegahku di kaki tangga menuju lantai atas.




Aku menuruti Lim dan pindah ke sofa di samping tempat tidur. Lim mengangkat tubuh Icha dan menelentangkannya di tengah tempat tidur. Lim kemudian melepaskan baju tidurnya. Ternyata di balik baju tidur tersebut Lim sudah tidak mengenakan apapun lagi, sehingga sekarang Lim dan Icha berdua telanjang bulat di kasur. Icha terlihat kaget melihat penis Lim. Penis Lim sangat besar, panjang, tebal dan berurat. Kemudian Lim mendekati kepala Icha. Lim berlutut mengangkangi muka Icha. Tangan kirinya mulai meraih vagina Icha. Icha merasa ada tangan di vaginanya langsung membuka kakinya lebar-lebar. Lim mengarahkan penisnya yang besar ke mulut Icha, dan Icha pun tanpa diperintah membuka mulutnya lebar-lebar, dan Lim kemudian mulai memasukkan kemaluannya yang besar keluar masuk mulut Icha yang mungil. Terlihat mulut Icha kesulitan untuk menerima penis yang besar itu, namun Lim dengan sedikit kasar memaksakan penisnya keluar masuk mulut Icha. Terlihat mulut Icha penuh oleh penis Lim. Icha kelihatan kepayahan namun tetap berusaha mengikuti maunya Lim. Kemudian Lim memerintahkan Icha menjulurkan lidahnya keluar dengan tetap membuka mulutnya, dan Icha menuruti apa maunya Lim, sehingga sekarang penis Lim keluar masuk mulut Icha dan lidah Icha menjilati batang penis Lim.

Sungguh suatu hal yang menakjubkan yang terjadi di depan mataku. Icha yang biasanya paling tidak mau melakukan oral seks sekarang menuruti kemauan pria tua gendut yang sebenarnya tidak begitu dikenalnya. 10 menit kemudian penis Lim sudah terlihat sangat kencang, kemudian Lim menurunkan badannya dan mengarahkan penisnya ke vagina Icha. Mengetahui apa yang akan dilakukan Lim, Icha membuka makin lebar kedua kakinya. Lim kemudian dengan perlahan memasukkan penisnya yang besar ke dalam vagina Icha secara perlahan. Icha terlihat menahan sakit ketika penis Lim mulai memasuki vaginanya, namun raut mukanya segera berubah menjadi raut muka takjub ketika penis Lim telah seluruhnya masuk ke vaginanya. Mungkin Icha tidak menyangka vaginanya dapat menampung seluruh penis Lim yang sangat besar dan panjang itu. Setelah penis Lim masuk seluruhnya ke dalam vagina Icha, Lim tidak langsung menggenjotnya, namun Lim menunggu beberapa saat agar Icha terbiasa dengan penisnya yang besar di dalam vaginanya. Satu menit kemudian Lim mulai menggerakkan penisnya keluar sampai hanya tinggal kepala penisnya di dalam vagina Icha, kemudian Lim memasukkan seluruh penisnya kembali secara perlahan ke dalam vagina Icha dan hal tersebut dilakukannya berulang-ulang dengan menambah tempo iramanya makin lama makin cepat.Icha terlihat sangat menikmati permainan dan gerakan Lim, matanya berbinar, erangan-erangan kecil keluar dari mulutnya yang mungil, pinggulnya bergerak mengikuti irama permainan Lim dan kadang-kadang Icha menciumi dada Lim yang ditumbuhi bulu sangat lebat itu. Tempo permainan dan genjotan penis Lim di dalam vagina Icha semakin cepat, racauan Icha semakin kencang, matanya merem melek menikmati genjotan-genjotan penis Lim di vaginanya. Lim yang mengetahui Icha sangat menikmati persetubuhannya makin mempercepat gerakannya. Lim menciumi, menjilati dan sedikit menggigit puting kedua payudara Icha secara bergantian. Icha diperlakukan demikian semakin hanyut dalam nafsu birahinya, racauannya semakin keras lagi, mulutnya terbuka, matanya terpejam dan kedua tangannya meremas-remas sprei tempat tidur. 20 menit kemudian tubuh Icha,  mulai mengejang, tanda dia akan mengalami orgasme yang hebat.

Setelah beberapa menit berciuman, Lim kemudian memindahkan posisi Icha sehingga Icha sekarang tiduran sambil menyamping menghadap ke arah diriku di sofa. Tanpa memgeluarkan penisnya dari vagina Icha. Lim memindahkan tubuhnya ke belakang Icha sehingga sekarang mereka berdua tidur menyamping menghadap diriku dengan Icha didepan dan Lim di belakangnya. Lim kemudian melanjutkan genjotan penisnya yang sangat besar itu di vagina Icha. Tangan kiri Icha dilipatnya ke belakang sehingga tangan kiri Lim dapat dengan bebas memijat-mijat kedua payudara Icha. Lim menggenjot penisnya dalam vagina Icha dengan cepat, tangan kirinya bergantian memijat kedua payudara icha dan klitoris Icha. Icha kembali tenggelam dalam nafsu seksnya, matanya terlihat sayu, mulutnya terbuka sedikit dan tanpa sadar Icha mengangkat kaki kirinya ke atas, sehingga terlihat olehku vaginanya yang mungil penuh sesak oleh penis Lim yang besar dan panjang itu. Sekitar 40 menit Lim telah menyetubuhi Audrey dengan gaya menyamping, gerakan-gerakannya semakin ganas. Icha tergoncang-goncang dengan hebatnya, racauan-racauan Icha sudah berubah menjadi terikan-teriakan kenikmatan. Gelombang demi gelombang orgasme melanda Icha, namun Lim masih dengan semangatnya menyetubuhi Icha dan belum ada tanda-tanda bahwa Lim akan orgasme, sedangkan aku saja sudah dua kali mengalami orgasme melihat Icha disetubuhi oleh Lim dengan ganasnya. Lim yang belum puas dengan Icha kembali mengubah posisi Icha lagi. Kali ini Icha dimintanya tengkurap menungging dengan kepala menghadap diriku di sofa, dan kemudian Lim menyetubuhi Icha dengan gaya doggy style, hal mana yang belum pernah dilakukan oleh diriku dan Icha karena Icha selalu menolaknya, namun dengan Lim, Icha dengan senang hati menurutinya. Lim menggenjot vagina Icha dari belakang dengan tempo yang berubah-ubah, kadang cepat sekali dan secara tiba-tiba memelankan genjotannya seperti slow motion dan kemudian cepat lagi. Hal ini membuat Icha semakin tidak bisa mengontrol dirinya, kepalanya tertunduk dan bergerak ke kanan kiri tidak beraturan. Tangan Icha kembali meremas-remas sprei tempat tidur dengan kencangnya, racauan-racauan dan teriakan-teriakan Icha semakin membahana di kamar itu.

Kemudian tangan kiri Lim meraih rambut Icha, menjambaknya dan menariknya ke belakang sehingga kepala Icha mendongak ke atas. Genjotan penis Lim dalam vagina Icha masih dalam tempo yang berubah-ubah, tangan kanan Lim kadang-kadang menampar kedua pantat Icha bergantian. Kepala Icha terdongak ke atas, kedua matanya terpejam rapat dan mulutnya terbuka lebar. Icha sudah tidak dapat lagi bergerak mengikuti permainan Lim, tubuhnya hanya tergoncang-goncang keras karena sodokan-sodokan penis LIm ke dalam vaginanya. Gelombang-demi gelombang orgasme kembali melanda Icha. Setiap mengalami orgasme tubuh Icha mengejang untuk beberapa menit dan dari vaginanya sedikit memuncratkan cairan kewanitaannya, hal mana tidak pernah terjadi apabila Icha bersetubuh denganku. Setiap setelah mengalami orgasme, tubuh Icha terlihat melemas untuk beberapa saat, namun tidak lama kemudian terlihat tubuh Icha menjadi segar kembali dan siap menerima genjotan-genjotan ganas penis Lim yang besar di dalam vaginanya. “Ini pasti karena obat yang diberikan Lim dalam minuman istriku” pikirku dalam hati melihat stamina Icha yang sangat kuat malam itu. Kedua tangan Lim kemudian meraih kedua tangan Icha dan menarikanya ke belakang, sehingga tubuh Icha sedikit terangkat ke atas dengan kedua lututnya masih bertumpu pada kasur, dan Lim menggerakan penisnya yang besar keluar masuk secara pendek-pendek dan dalam tempo yang sangat cepat pada vagina Icha. Teriakan-teriakan nikmat Icha semakin gencar karena diperlakukan demikian, mata Icha masih tertutup rapat dengan mulut terbuka lebar.



Rasa lapar mulai terasa diperutku, dan aku mulai berpakaian. Rintihan-rintihan nikmat Icha tidak menggugahku untuk ke kamar sebelah. Namun ketika kakiku melangkah ke pintu kamar karena aku ingin ke dapur mencari makan, terdengar kegiatan di kamar sebelah sedikit aneh dan mengusik rasa ingin tahuku. Aku sepertinya mendengar lebih dari 2 orang di kamar sebelah. Maka akupun mengurungkan niatku untuk keluar kamar dan akupun melangkahkan kakiku ke connecting door yang menghubungkan kamarku dengan kamar sebelah. Betapa kagetnya ketika aku masuk ke dalam kamar sebelah tersebut. Aku melihat 2 wanita muda yang tadi malam bersama Icha sedang duduk disofa panjang di sebelah tempat tidur di kamar itu sambil tertawa-tawa kecil menonton adegan yang sedang berlangsung di tempat tidur tersebut. Lebih kaget lagi ketika aku menyadari apa yang sedang terjadi di tempat tidur. Istriku Icha, sedang disetubuhi oleh Lim dan salah seorang tamu Lim yang tadi malam menginap di villa!!! Posisi Icha bertumpu pada kedua lutut dan kedua tangannya dengan pantat yang sedikit menungging ke belakang. Terlihat tamu Lim tersebut, seorang pria tua berumur sekitar 60 tahunan berbadan besar dan buncit dengan bulu yang lebat memenuhi sekujur tubuhnya sedang menyetubuhi Icha dengan kasar dari belakang. Sedangkan Lim yang tangan kanannya sedang menjambak rambut Icha yang sekarang telah dikuncir buntut kuda terlihat asyik menggenjot penisnya dengan kasar di dalam mulut Icha.

Mendengar perintah Lim, kedua wanita muda itu langsung membuka dan melepaskan celana dan celana dalamku. Kemudian mereka berdua dengan tetap sesekali menonton adegan Icha dengan Wang dan Lim mulai menjilati penisku secara bergantian, membuat penisku langsung berdiri dengan tegak. Di atas tempat tidur aku melihat Icha sedang disetubuhi habis-habisan oleh kedua pria tua itu. Mereka memperlakukan Icha dengan kasar, namun terlihat Icha meskipun kepayahan melayani nafsu kedua pria tersebut, Icha nampak menikmatinya. Semakin Icha diperlakukan kasar oleh kedua pria tua itu, semakin nampak Icha menikmatinya. Rintihan-rintihan Icha semakin keras apabila Wang dan Lim menggenjot penisnya masing-masing dalam vagina dan mulut Icha dengan kasar. Sambil sesekali menampar kedua belahan pantat Icha dengan tangan kirinya,Wang menggenjot penisnya di vagina Icha dari belakang dengan cepat dan kasar. Kemudian tangan kanannya melingkar di pinggul Icha dan terus ke arah vagina Icha dari arah depan sehingga jari-jari tangannya dapat memainkan klitoris Icha. Icha tanpa sadar mengangkat kaki kanannya sehingga posisinya sekarang seperti anjing yang sedang kencing untuk memberikan akses yang lebih luas bagi jari-jari tangan Wang di vagina Icha. Dengan posisi satu kaki mengangkang ke atas, aku dapat melihat ternyata bulu-bulu di sekitar vagina Icha telah dicukur habis. Aku tidak tahu kapan mereka mencukur habis bulu-bulu di sekitar vagina Icha, mungkin tadi malam ketika aku sudah tidur. Rupanya mereka telah berpesta seks sepanjang malam. Vagina Icha terlihat putih mulus tanpa sehelai bulupun dengan bibir vaginanya terlihat sedikit berwarna merah muda tanda vagina itu telah digenjot habis sepanjang malam. Ketika jari-jari tangan Wang mulai mempermainkan vagina Icha dan mencubit-cubit kecil klitoris Icha, tubuh Icha bergoyang hebat, pinggulnya, badannya naik turun tidak beraturan. Erangan-erangan dan rintihan-rintihan nikmat keluar dari mulut Icha.

Lim sekarang menggunakan kedua tangannya untuk menjambak rambut Icha sehingga dapat membuatnya semakin kencang menyetubuhi mulut Icha. Diperlakukan demikian, Icha semakin bergoyang-goyang,tubuhnya meliuk-liuk karena ditekan dari belakang dan dari depan. Racauan dan rintihannya semakin keras, matanya tidak berkedip dan selalu memandang ke arah muka Lim. Wang dan Lim semakin mempercepat gerakannya sehingga Icha benar-benar tergoncang-goncang hebat. Icha terlihat bermaksud menurunkan kaki kanannya agar lebih memudahkannya menerima hajaran-hajaran penis Wang dan Lim di vagina dan mulutnya. Namun hal itu tidak dapat dilakukannya karena terhalang tangan kanan Wang yang telah benar-benar menggenggam vagina Icha, terutama klitorisnya. Melihat adegan live didepan mataku, aku orgasme dengan cepat, dan kedua wanita muda yang melayani aku menghisap dan menelan seluruh spermaku sampai habis. Melihat aku sudah orgasme, Lim kemudian memerintahkan salah satu wanita disebelahku untuk mengambil sesuatu
Kemudian Lim mengeluarkan penisnya yang besar dari mulut Icha dan memasukkan pil tersebut ke dalam mulut Icha yang langsung ditelan Icha tanpa menggunakan air sedikitpun. Setelah itu Lim kembali menjambak rambut Icha dan kembali melanjutkan genjotan penisnya pada mulut Icha. 20 menit telah berlalu, namun aku melihat baik Icha, Lim maupun Wang belum ada yang orgasme. Terus terang terkejut aku melihat perubahan pada diri Icha. Icha tidak orgasme-orgasme, tidak seperti tadi malam yang dengan mudahnya dia mencapai orgasme berulang-ulang. Tatapan mata Icha terlihat sangat sayu dan sedikit kosong, namun dari rintihan-rintihannya aku tahu dia lebih menikmati persetubuhannya saat ini daripada persetubuhannya tadi malam. Melihat raut wajahku yang penuh tanda Tanya, Lim kemudian menjelaskan kepadaku apa yang telah terjadi.

45 menit telah berlalu, ketika aku melihat perubahan pada diri Icha. Erangan-erangan dan rintihan-rintihan nikmatnya mulai memelan, namun badannya semakin bergoyang-goyang dengan kencang dan tidak beraturan. Wang dan Lim semakin gencar menggenjot penisnya masing-masing dalam vagina dan mulut Icha, membuat Icha sulit untuk tetap bertumpu pada kedua tanganya dan satu lututnya. Badan Icha benar-benar bergoncang hebat karena tekanan dari belakang dan dari depan disertai goyangan badannya sendiri yang semakin tidak beraturan. Mata Icha tetap memandang kearah wajah Lim dengan sekali-kali mendelik-delik. Kedua tangannya beberapa kali jatuh karena tidak kuat menahan badannya, namun jambakan Lim pada rambutnya membuat Icha tidak tersungkur ke kasur. Suara Icha semakin pelan bahkan sekarang hampir tidak terdengar sama sekali, tangannya yang sudah tidak kuat menumpu badannya dan mulai mencari pegangan lain. Kedua tangan Icha terlihat berusaha memegang kedua sisi pinggul Lim, kemudian beralih ke kedua tangan Lim yang sedang menjambak rambutnya, lalu kembali kasur menumpu badannya dan begitu seterusnya terlihat Icha sedang mencari posisi yang enak untuk menumpu badannya yang bergoyang hebat dan dihajar dari depan dan belakang oleh Lim dan Wang.






Sesampainya di ruang makan, tamu-tamu yang lain sudah menunggu.Lim mempersilahkan aku dan Icha duduk di kursi yang disediakan di ruang makan itu demikian juga terhadap tamu-tamu yang lain masing-masing dipersilahkan duduk oleh Lim. Kamipun menyantap hidangan malam yang disediakan sambil mengobrol. Pembicaraan di meja makan itu kebanyakan tentang bisnis antara Lim dan tamu-tamunya. Tidak ada yang menyinggung kejadian tadi malam dan tadi siang, seakan-akan kejadian tersebut tidak pernah terjadi. Hal itu membuat Icha terlihat sedikit tenang. Selesai santap malam Lim mempersilahkan tamu-tamunnya, termasuk aku dan Icha ke ruang tengah. Di ruang tengah makanan kecil dan minuman telah disediakan dan Lim mempersilahkan kami semua untuk mencicipi makanan kecil dan minuman tersebut kemudian melanjutkan obrolan bisnisnya dengan tamu-tamunya di ruang tengah, Lim sedikit mengacuhkan aku dan istriku karena memang obrolannya adalah masalah bisnis. Setelah kurang lebih 2 jam berbicara bisnis dengan tamunya tiba-tiba Lim berkata

Icha meronta-ronta dengan keras dan berusaha melepaskan diri, namun cengkraman Zhou dan Lim pada dirinya terlalu kuat, sehingga usaha Icha untuk melepaskan diri menjadi sia-sia. Kemudian Lim dan Zhou menyeret Icha ke basement villa, diikuti oleh tamu-tamu yang lain. Mereka meninggalkan aku di ruang tengah. Aku kembali berusaha bangkit untuk membantu Icha  namun aku sama sekali tidak dapat berdiri sehingga aku hanya dapat terduduk lemah di sofa melihat perlakuan Zhou dan Lim terhadap Icha  Tidak lama mereka meninggalkan aku di ruang tengah. Kira-kira 15 menit kemudian 2 orang tamu pria mendatangiku dan segera membopongku ke basement villa. Basement villa itu ternyata suatu ruangan yang kelihatannya sering digunakan untuk pesta seks yang aneh-aneh. Aku melihat banyak peralatan seks yang lebih mirip sebagai alat penyiksaan tergantung di dinding basement itu. Banyak peralatan seks yang belum pernah aku lihat sebelumnya.

Merinding aku ketika memasuki basement villa itu, namun yang membuat aku lebih kaget dan takut lagi adalah ketika aku melihat Icha sudah terikat dalam keadaan telanjang bulat. Posisi Icha berdiri dengan kedua tangan terikat ke atas melebar oleh rantai-rantai yang tertancap kuat dilangit-langit basement, sedangkan kakinya mengangkang lebar terikat dengan rantai-rantai yang menancap kuat ke lantai basement, sehingga posisi Icha menyerupai huruf “X”. Aku melihat Icha eronta-ronta sekuat tenaga, air matanya mengucur deras di kedua pipinya. Permohonan-permohonan untuk dilepaskan keluar dari mulutnya, namun rengekannya hanya dibalas dengan tawa sinis oleh orang-orang yang berada di basement villa itu. Kedua tamu yang membopongku kemudian mendudukanku di sebuah kursi persis di hadapan Icha.


Raungan keras kesakitan Icha membahana di basement itu, kemudian Icha kembali pingsan. Kemudian Lim kembali berdiri dan mundur beberapa langkah untuk melihat hasil kerjanya. Dia terlihat puas dengan apa yang telah diperbuatnya pada Icha  Icha terlihat dalam posisi terikat, masih pingsan dengan sebuah cincin di bibir atas vaginanya dengan sedikit darah terlihat disekitar bibir atas vaginanya. Seorang tamu wanita kembali mengguyurkan air ke kepala Icha dan membersihkan vagina Icha dari bekas darah tersebut. Kemudian tamu wanita tersebut memberikan wewangian ke hidung Icha agar Icha iuman. Siuman dari pingsannya, terlihat sekali Icha menahan sakit di vaginanya. Kemudian Lim kembali menghampiri Icha dengan membawa jarum tersebut lagi beserta sebuah cincin emas lainnya. Tangan kiri Lim kemudian meraih puting payudara sebelah kiri Icha dan tangan kanan Lim memegang jarum siap menusuknya.

Icha kemudian diposisikan membungkuk ke depan dengan kedua tangan bertumpu di kedua pegangan kursi tempat aku duduk. Pantatnya di keataskan sedikit oleh Lim sehingga Icha sedikit berjinjit dengan pantat sejajar dengan selangkangan Lim. Wajah Icha dengan wajahku menjadi berhadapan dengan sangat dekat. Lalu Wen memelorotkan celananya sendiri. Terlihat penis Lim yang besar sudah mengacung keras, dan tanpa basa basi lagi dimasukkannya penis besar itu ke dalam vagina Icha ari belakang. Erangan kecil keluar dari mulut Icha disertai bunyi bel berdenting beberapa kali. Mata Icha terpejam rapat. Aku melihat ke bawah ke arah vagina Icha  Terlihat vagina Icha sudah penuh dengan penis Lim yang besar dengan sebuah bel kecil yang bergoyang-goyang tergantung dari bibir atas vaginanya. Lim mulai memompa penisnya keluar masuk vagina Icha yang disertai erangan-erangan kecil Icha dan bunyi bel yang bergoyang. Tubuh Icha terdorong ke depan sehingga wajahnya sekarang berada disamping kuping kananku.


“Ziiing…….” terdengar bunyi vibartor itu. Salah satu tamu wanita tersebut kemudian berjongkok disisi sebelah kiri Icha dan memasukan vibrator tersebut ke dalam vagina Icha yang disertai erangan-erangan Icha  Tamu wanita yang lainnya berjongkok disisi kanan Icha dan mulai meraba-raba dan menciumi payudara Icha yang bergantung bebas. Tubuh Icha kembali terdorong ke depan, sehingga wajahnya kembali berada disebelah kuping kananku. Badan Icha bergoyang hebat dikarenakan genjotan penis Lim di lubang anusnya dan genjotan vibrator di vaginanya. Erangan-erangan Icha terdengar keras bersahut-sahutan dengan bunyi vibrator dan bel yang bergoyang keras di bibir atas vaginanya. Erangan-erangan Icha tidak lagi terdengar sebagai erangan kesakitan tapi telah berubah menjadi erangan kenikmatan. Tanpa disadarinya, Icha mulai menciumi kuping dan leherku dan sesekali menggigit pelan leherku. Tidak butuh waktu lama untuk Icha mencapai orgasmenya kembali, badannya mengejang hebat disertai lenguhan kecil ketika dia mencapai puncak orgasmenya. Namun Lim belum ada tanda-tanda bahwa Lim akan mencapai orgasmenya. 40 menit telah berlalu, Icha telah berkali-kali mengalami orgasme, sampai akhirnya Lim memuntahkan seluruh spermanya didalam anus Icha , Lim kemudian menarik penisnya keluar dari lubang anus Icha dan membimbing Icha ke matras di tengah basement itu. Ternyata salah satu tamu pria Lim telah tidur terlentang di atas matras itu dengan keadaan telanjang bulat dan penis besar yang mengacung ke atas. Lim membimbing Icha menduduki penis tersebut. Icha hanya menurut saja apa yang dikehendaki Lim. Setelah penis besar tamu Lim yang bernama Aliong itu masuk seluruhnya ke dalam vagina Icha,  Aliong kemudian menarik kedua puting payudara Icha sehingga posisi badan atas Icha meniduri dada Aliong .Aliong lalu mencium bibir Icha dengan ganas, dan aku melihat Icha melayaninya. Lidah Icha dan lidah Aliong bertautan, mereka berciuman dengan ganasnya. Sementara itu Zhou yang juga sudah telanjang bulat mendekati pantat Icha dari belakang, dan tanpa basa-basi memasukan penisnya yang juga besar ke dalam lubang anus Icha  sehingga sekarang posisi Icha terjepit di antara tubuh Aliong dan Zhou dengan 2 penis menancap masing-masing di vaginanya dan di anusnya.

Aku hanya mengangguk pelan. Terus terang melihat Icha disandwich oleh 2 laki-laki tua telah membangkitkan nafsu birahiku. Obat yang diberikan Lim kepadaku mulai memudar dan tubuhku mulai tidak lemas lagi, namun bukannya aku membantu Icha melepaskan diri tapi aku malah menikmati adegan seks di depanku. Terasa lama sekali untuk Aliong dan Zhou mencapai orgasmenya, namun sebaliknya sangat cepat sekali Icha mengalami orgasme. Setelah Icha mengalami orgasme berkali-kali, barulah Aliong dan Zhou secara bersamaan memuntahkan spermanya masing-masing dalam vagina dan anus Icha  Selesai memuntahkan spermanya dalam anus dan vagina Icha,  Aliong dan Zhou segera digantikan oleh tamu pria yang lainnya. Kali ini giliran Wang dan satu tamu lainnya yang bernama Kong. Audrey diposisikan tiduran terlentang di atas tubuh gemuk Wang dengan penis Wang yang menancap di anus Icha, sedangkan Kong menancapkan penisnya ke dalam vagina Audrey dari atas. Lam dan Kong dengan segera menggenjot penisnya masing-masing dengan kasar pada vagina dan anus Icha,  Icha terlihat kepayahan melayani nafsu Wang dan Kong. Kedua tangan Icha bertumpu di dada Wang  kedua kakinya terbuka lebar memberikan akses seluas-luasnya bagi penis Kong di vaginanya. Sementara itu, ketiga tamu wanita yang semuanya telah telanjang bulat menyerbu penisku, mereka memelorotkan celana dan celana dalamku dan mulai menjilati penisku secara bergantian yang membuat nafsu birahiku semakin memuncak. Tanganku mulai berani meraba-raba payudara ketiga wanita tersebut. Icha kadang-kadang terlihat memandang ke arahku yang sedang dioral service oleh ketiga tamu wanita tersebut. Entah cemburu atau karena tidak mau kalah melihat aku menikmati service ketiga tamu wanita tersebut, Icha kembali berkonsentrasi dengan persetubuhannya dengan Wang dan Kong. Tangan kanannya meraih belakang kepala Kong dan ditariknya kedepan dan Icha menciumi bibir Kong dengan ganasnya.

Lidah Icha terlihat bermain dengan lidah Kong, pinggul Icha bergoyang makin hebat seakan-akan memberi semangat untuk Wang dan Kong agar menggenjot penisnya masing-masing dengan semakin ganas pada vagina dan anusnya. Orgasme demi orgasme melanda Icha  sampai akhirnya Wang dan Kong menghabiskan seluruh spermanya dalam vagina dan anus Icha,  Aku sendiripun telah mengalami orgasme, seluruh spermaku ditelan habis oleh ketiga tamu wanita tersebut. Setelah selesai menghabiskan seluruh spermaku, ketiga wanita tersebut bermain seks bertiga. Rupanya mereka adalah lesbian. Ketika aku bermaksud untuk ikut serta, secara halus mereka menolakku. Sementara itu Icha masih melayani kelima pria tua di atas matras. Mereka secara bergantian atau bersama-sama menyetubuhi Icha dengan berbagai macam gaya seks. Terkadang seluruh lubang yang ada di Audrey yaitu mulut, vagina dan anus Icha harus melayani penis-penis pria-pria tua tersebut secara bersamaan. Terlihat juga Icha melayani kelima pria tua tersebut secara bersamaan. Icha duduk di atas Lim yang berbaring terlentang dimatras dengan penis Lim pada vagina Icha  sedangkan Kong asyik menggenjot anus Icha dari belakang. Secara bersamaan mulut Icha menjilati dan menghisap penis Wang, sedangkan tangan kiri Icha sibuk mengocok penis Zhou dan tangan kanan Icha sibuk mengocok penis Aliong. Terlihat suatu adegan yang fantastis di hadapanku, Icha istriku yang cantik, berkulit putih dan mulus sibuk melayani 5 pria tua yang semuanya bertubuh gemuk dan berbulu lebat. Erangan-erangan mereka membahana di basement itu disertai bunyi bel kecil yang tergantung di bibir atas vagina Icha  Orgasme-orgasme silih berganti melanda mereka. Sudah banyak sekali sperma kelima pria tua itu memenuhi vagina, lubang anus dan mulut Icha  Bekas-bekas sperma nampak dibibir vagina dan lubang anus Icha,  juga demikian di bibir mulut Icha,  namun mereka terus bersetubuh sepanjang malam itu sampai pagi menjelang ketika mereka semua kehabisan tenaga dan tidur bersama di basement itu dengan keadaan telanjang bulat.

Hari sudah siang ketika Icha dan kelima pria tua bangun, merekapun mandi bersama-sama. Ketiga tamu wanita sudah tidak nampak di villa, kelihatannya mereka sudah pulang duluan ke Jakarta. Tidak terasa sudah dari jumat malam aku dan Icha berada di villa. Sekarang sudah hari minggu, namun tidak terlihat Wen dan 4 pria lainnya akan pulang ke Jakarta. Mereka masih asyik menyetubuhi budak seks barunya, yaitu Icha istriku. Tidak ada henti-hentinya mereka menyetubuhi Icha baik secara bergantian maupun secara bersama-sama. Mereka menyetubuhi Audrey baik di ruang tengah, di ruang makan, di kolam renang, di jacuzzi maupun di kamar tidur. Aku melihat Icha berusaha melayani nafsu binatang mereka dengan sebaik-baiknya. Terlihat sekali istriku sudah menerima status barunya sebagai budak seks. Meskipun terlihat sulit bagi Icha untuk mengimbangi kemampuan seks kelima pria tua itu, namun Icha terlihat mulai menikmatinya, terutama apabila Icha disetubuhi dengan gaya-gaya baru yang belum pernah dicobanya. Kelima pria itu terus menyetubuhi Icha sepanjang hari Minggu, Senin sampai hari Selasa, mereka hanya berhenti kalau saatnya makan dan tidur sebentar. Kagum aku melihat stamina kelima pria tua tersebut mengingat usia mereka semuanya sudah di atas 50 tahun. Kadang-kadang ketika mereka beristirahat sebentar, mereka mengijinkanku untuk dioral oleh Icha,  namun mereka tidak pernah mengajakku untuk secara bersama-sama menyetubuhi Icha.  Hari Rabu pagi, mereka baru mengijinkan aku dan Icha kembali ke Jakarta dengan instruksi bahwa cincin dan bel kecil di bibir atas vagina Icha tidak boleh dilepas, mulai sekarang Icha hanya diperbolehkan memakai rok dengan tidak boleh memakai BH dan celana dalam, setiap hari Icha harus meminum pil anti hamil yang diberikan oleh Lim, Icha harus selalu mencukur bulu-bulu disekitar vaginanya sehingga vaginanya selalu mulus tanpa bulu sehelaipun, aku tidak boleh menyetubuhi Icha,  aku hanya boleh dioral saja oleh Icha dan kapanpun Lim dan teman-temannya memanggil Icha atau datang ke rumah kami, Icha harus siap melayani. Apabila kami tidak menuruti maka dvd rekaman persetubuhan Icha di villa tersebut akan tersebar di internet. Icha hanya mengangguk tanda setuju mendengar instruksi Lim sedangkan aku hanya diam tanpa bisa berbuat apapun. Kamipun pulang ke Jakarta pada hari Rabu pagi itu dengan status baru istriku sebagai budak seks pemuas nafsu.


Share this article :
 

Post a Comment

JINPOKER.COM