skip to main |
skip to sidebar
WWW.JINPOKER.COM, - AGEN POKER dan DOMINO ONLINE TERPERCAYA
Sudah lama aku menyimpan hubunganku dengan kakak tiriku. Mbak Maya sangat menikmati setiap permainan seks yang kami lakukan. Kami melakukannya tanpa sepengetahuan ibuku. Tujuanku sebenarnya adalah untuk menghukum ibu yang sudah berbuat tidak adil terhadap mbak Maya. Dan kesempatan itupun tiba.
Aku saat ini sudah SMA. Dan mbak Maya juga badannya makin dewasa. Dadanya makin montok dan tubuhnya makin seksi. Yang aku heran adalah aku selalu menyemprotkan maniku ke dalam rahimnya, tapi sampai sekarang ia tak hamil-hamil, padahal aku berharap ia hamil, dan dari hasil hubunganku itu bisa menyelamatkan mbak Maya dari deritanya, tapi ternyata tidak begitu. Aku berhubungan dengan mbak Maya tidak setiap hari, sebab kami masih sekolah dan ada orang tua kami di rumah. Aku melakukan kalau sempat aja, tapi setiap permainan kami makin hot.
Hari itu adalah aku masih di kelas 1 SMA. Pulang dari sekolah, aku hanya mendapati mbak Maya yang ternyata juga baru saja pulang. Aku langsung masuk ke kamarnya, kamar kami sekarang sudah terpisah, tapi aku masih sering main ke kamarnya, dan dia juga ke kamarku. Aku langsung peluk dia dari belakang.
“Mbak, Yanto kangen nih”, kataku. Ia menoleh sambil tersenyum.
Aku melepaskan celanaku dan celana dalamku. Dan aku rebahan di tempat tidur. Seakan tahu maksudku, mbak Maya segera memegang penisku, lalu ia memasukkannya ke mulutnya. Ia hisap dan ia kocok dengan mulutnya, sementara ia membuka pakaian sekolahnya. Kini dihadapanku ada seorang gadis yang hanya memakai pakaian dalam sambil mengulum penisku. Ohh….nikmat sekali.
Aku menikmati setiap hisapannya, Dan terkadang ia menjepit penisku di tengah dadanya. Ia suka melakukan itu. Siang itupun yang terjadi adalah, mbak Maya mengoralku dan memberikan kepuasan terhadapku. Peniskupun mulai keras. Sudah lumayan lama sih ngulumnya, aku mau sampai, aku cengkram pundak mbak Maya.
Ia faham dan mulai mempercepat kocokan mulutnya, dan AAAHHHH…..crot..crot…crot…kusemprotkan di dalam mulutnya. Ia menghentikan kocokannya, sambil perlahan melepaskan penisku dari mulutnya. Ia mengurut penisku, sedikit sperma tampak keluar dari ujung penisku. Ia memuntahkan spermaku ke penisku. Oh….bercampur air liurnya membuatku puas, penisku serasa disiram air hangat.
“Dek Yanto puas?”, tanya mbak Maya. “Datang-datang koq langsung kepengen”.
“Iya nih mbak”, jawabku.
Ia mengambil tisu dan membersihkan spermaku. Kakakku sudah sangat ahli dalam memuaskanku. Dan aku ingin tahu bagaimana caranya biar ibuku takluk padaku. Dan mungkin aku punya rencana.
Keesokan harinya, ibuku tidak pergi ke kantor. Ia mengeluh sakit. Sedangkan mbak Maya berangkat sekolah. Aku juga tidak masuk sekolah dengan alasan sakit. Pokoknya hari ini aku ingin ibuku takluk kepadaku.
Langkah pertama adalah aku ke kamar ibu.
“Lho, ma, nggak berangkat?”, tanyaku pura-pura tidak tahu.
“Mama lagi flu nih, nggak enak body”, jawabnya.
Mamaku itu walaupun usianya sudah hampir 40, tapi boleh dibilang ia sangat menjaga tubuhnya. Ia masih seksi, bokongnya masih naik dan dadanya masih montok. Aku sama sekali tak melihat keriput di wajahnya, sepertinya ia rajin merawat tubuhnya. Kebetulan hari itu ayah tiriku sedang ada tugas lama ke luar kota, jadinya aku dan ibuku sendirian di rumah.
“Waduh…gimana tuh ma?”, tanyaku.
“Ya akhirnya mama nggak masuk”, jawabnya singkat.
“Udah mandi ma? Mau Yanto mandiin?”, tanyaku.
“Belum, dan terima kasih, mama bisa mandi sendiri”, jawabnya.
“Tapi mamakan sakit, biar Yanto yang mandiin”, kataku merayu.
“Nggak ah, anak mamikan sudah besar, masak mau mandi bareng mami?”
“Kan anak sendiri ma, emangnya nggak boleh?”, tanyaku. “Takut kenapa-napa ya? Mama ngeres!…”
Ibuku tertawa. “Yee, kan Yanto udah punya pacar, ntar pacarnya cemburu lagi.”
“Pacar? nggak punya tuh ma”, kataku. “Kalau boleh sih, biar Yanto yang mandiin mama, kalau nggak juga nggak papa”
Mamaku diam sejenak. Mungkin ia harus berpikir logis. Dan akhirnya jawabnya, “Baiklah, mama akan ijinkan, lagipula anak mama ini sedikit genit.”
Dan pucuk dicinta ulam pun tiba. Pertama-tama mama mencopot bajunya, ia memang sedikit lelah, bisa dilihat di matanya. Mamaku benar-benar telanjang di hadapanku, walaupun ia membelakangi aku, aku bisa melihat mulusnya tubuhnya. Mama lalu mengambil handuk piyamanya dan ia pakai.
“Yuk”, ajak mama. Akupun ikut, aku lepas semua pakaianku dan aku hanya pakai handuk untuk menutupi pinggangku.
Kamipun ada di kamar mandi sekarang. Di dalam bathup, mama membelakangiku dan melepas piyamanya, akupun melepas handukku. Air shower mengucur dari atas. Tubuhku dan tubuh mama tersiram air yang hangat.
“Sini ma, Yanto gosok”, kataku.
Mama menurut saja. Akupun mengambil sabun dan menggosok punggung mama. Dan perlahan akupun mendekat hingga sekarang kakiku melingkar di pinggangnya, dan penisku menempel di pantatnya. Otomatis penisku menegang. Posisi itu sangat pas untuk dibuat bercinta. Tapi aku tak mau memulainya, aku ingin mama benar-benar takluk padaku. Mama mungkin merasakan penisku yang tegang.
“Wah, anak mami sudah panas ternyata”, kata mama.
“Iyalah ma, normal, wong lihat wanita secantik ini koq”, kataku. Mama tertawa. Akupun mulai mengusap-usap punggung mama. Sambil aku memijatnya.
Mulanya pundak, lalu punggung. Tampak mama sangat menikmatinya. Dan akupun agak sedikit berani menyentuh payudaranya. Mama nggak marah.
“Ma, bagian belakang sudah nih, bagian depan dong”, kataku.
Mamaku berbalik. Dan, bisa dibilang pertama kali pandangannya tertuju pada batang penisku yang berdiri tegak.
“Barang anak mami ini ternyata besar juga”, kata mamaku sambil mencubitnya.
“Aw, ma…”, kataku sedikit manja.
“Sama mama sendiri koq bisa terangsang sih?”, tanya mama.
“Lha mau gimana ma, mama masih seksi, masih sintal dan benar-benar mulus”, kataku.
“Bisa saja kamu”, kata mama.
Aku pun mengusap tubuh mama bagian depan. Aku mengusap dadanya. Awal menyentuh sih, aku agak ragu, tapi aku perlahan menyentuh dada bagian atas, lalu mulai ke bawah, awalnya sih hanya menggosok, tapi kemudian aku sedikit memberikan pijatan. Tampak mama hanya memejamkan mata, serasa menikmatinya. Aku lalu menggosok ketiak mama, tangannya, pahanya, kakinya. Perlu diketahui, posisi penisku dan vagina mama saat itu sangat dekat, aku seakan-akan sudah siap untuk menusukkan penisku kalau aku mau.
“Sudah ma, gantian dong”, kataku.
Mama seperti tersambar petir. Ia membuka matanya dan agak gugup. Ia mengambil sabun dan menggosok dadaku, perutku dan ia agak canggung untuk menggosok penisku.
“Kenapa ma?”, tanyaku ketika mama berhenti mau menggosoknya. “kasih sabun dong ma”
Mama pun akhirnya menggosok penisku, oh…rasanya luar biasa. Jemari mamaku yang lentik dan bersabun itupun menggosok penisku. Aku pun hanya bisa memejamkan mata dan berkata, “Ahh….enak ma…”.
“Waah, anak mami koq begitu sih?”, kata mama.
“Ayo dong ma, terusin jangan berhenti pliiisss, sudah terlanjur basah nih”, kataku.
“Tapi cuma ini aja ya!”, kata mama. “Janji!?”
“Janji deh”, kataku.
Mama pun akhirnya mengurut penisku. Ia sangat profesional sekali, jelaslah, kalau tidak mana mungkin papa tiriku mau dengannya. Punyaku terus dikocok dengan kedua tangannya. Aku tahu mama juga terangsang. Terlihat nafasnya juga seakan memburu. Ia menikmati pemandangan diriku yang terangsang akibat kocokan tangannya.
“Oh maa…mama sangat seksi….ahh…”, kataku merancau. Mama diam saja. “Maa..oh…”.
Aku memberanikan diri untuk menyentuh dadanya. Mama membiarkannya. Aku dikocoknya dengan sedikit lebih cepat dari sebelumnya. Dan, kalau ini terus-terusan aku bisa jebol nih. Aku melihat mama melihat penisku, ia seakan menikmatinya, kulihat vaginanya yang bersih tanpa rambut itu benar-benar mulai dekat dengan buah pelirku, aku mencoba bergeser sedikit dan akhirnya vagina mama dan buah pelirku bersentuhan. Sensasi ini sungguh nikmat. Mama tampak menikmatinya juga. Ia mencoba menyembunyikannya dengan cara mempercepat kocokan penisku. Rasanya aku mau meledak. Dan….”Ahhh….maaa….oh….”
Spermaku muncrat ke mana-mana. Tampak sebagian ke wajah mama. Nafasku tersengal-sengal dan mama tampak merasa aneh. Aku melihat ke wajahnya, bisa kulihat sedikit sperma menempel di dahinya. Mamaku membersihkannya.
“Udah ya to, anak mami baru saja onani pake tangan mami, ternyata cukup besar juga punyamu”, kata mama.
“Mami mau merasakan?”, tanyaku sedikit berani.
“Hush, kamu itu anakku, cukup ini aja!!”, kata mama.
“Kalau gitu sekarang gantian ma”, kataku.
“Maksudmu?”
Tanpa babibu, aku langsung menyentuh kewanitaannya. Mamiku agak kaget dan langsung berpegangan pada bathup. Aku menggesek-gesek klitorisnya. Hal yang sama aku lakukan kepadanya seperti dia melakukan padaku. Aku terus menggesek-geseknya sambil kumasukkan jari telunjukku ke dalamnya. Mama tak protes, ia malah menikmatinya, bahkan sekarang Mama benar-benar basah sekali.
“Oh,…To…ackkhh…..penismu besar To,…akhhh”, mama mulai merancu. Dan tiba-tiba ia memelukku dan mencengkramku kuat. Aku percepat gesekan tangaku di vaginanya. Iapun menjerit. Nafasnya tersengal-sengal.
Mama nggak ngerasa kalau dadanya menempel di dadaku. Aku keluarkan tanganku dan kulingkarkan di pinggang mama. Penisku menempel di perutnya. Ia seakan bertumpu ke pundakku. Mungkin mama lagi sakit makanya ia capek luar biasa. Lama sekali mama memelukku. Lalu ia kembali ke posisinya semula. Ia menyalakan shower membasahi tubuhnya. Setelah ia membersihkan tubuhnya, ia beranjak dari bathup dan pergi meninggalkanku sendirian.
Kejadian itu pasti diingat mama terus. Malamnya, mama nonton tv di ruang tamu. Mbak Maya ada urusan ke rumah kakaknya. Sepertinya penting dan harus nginap. Jadi lagi-lagi di rumah ini hanya ada aku dan mamaku.
Aku onani di kamarku, sambil membayangkan mama. Cerita seks sedarah seru lainya ada di hceritadewasa17tahun.info Aku sengaja melakukannya agar mama melihatku. Biasanya mama tidur jam 21.00. Saat itu sudah jam 21.00, mama mematikan tv-nya dan berjalan ke kamarnya. Saat itu aku sengaja membuka sedikit pintu kamarku agar bsia dilihatnya.
“Oh mama, aahh..ahhh,…ayo ma, digoyang ma…iya…ahhh”, kataku sambil mengocok penisku.
Mamaku melihat itu. Ia mengintipnya dari pintu. Aku terus beronani hingga spermaku mau keluar. “Maaa….Yanto mau sampe nih ma..keluarin di mulut mama aja ya…ahhh..ahhh…ma…nih ma…”.CRoott…spermaku keluar dan membasahi tanganku. Mamaku melihat itu semua dari pintu, lalu sebelum aku membersihkan spermaku, mama sudah pergi.
Esoknya, mama tampak agak aneh. Kami diam saja di meja makan. Lalu ia bertanya, “To?”
“Iya ma?”, tanyaku.
“Kenapa Yanto berfantasi tentang mami? Bukannya masih ada cewek lain?”, kata mamaku.
“Habis peristiwa kemarin benar-benar membuat Yanto terangsang ma”, jawabku.
“Jangan Yanto, aku ini mamamu”, kata mama. “Nggak sepantasnya anak sendiri ingin ibunya”
“Tapi mama kemarin menimatinyakan?”, tanyaku.
“Jaga mulutmu!”, jawabnya.
“Udah deh ma, nggak usah munafik”, kataku.
PLAK!! mama menamparku. Aku sedikit frustasi. Lalu aku meninggalkan meja makan dan menuju ke tv. Aku nyalakan video player, setelah agak beberapa lama kemudian muncullah tayangan yang tida diduga oleh mama. Aku sebenarnya memasang kamera di kamar mandi mama, saat mama mengonani aku dan aku menggesek-geseknya. Mama terkejut.
“Apa itu Yanto? Apa?”, tanya mama.
“Ini video copy ma, kalau mama nggak mau ini ada di tangan papa sekarang. Maka mama harus turuti kemauan Yanto”, kataku tegas.
“Apa maksudmu?”
“Yanto telah mengcopy banyak sekali video ini dan Yanto kirim ke teman-teman Yanto. Jadi kalau terjadi sesuatu dengan Yanto, maka video ini nggak cuma ke papa aja, tapi juga ke teman, dan orang lain, atau mungkin tersebar di internet”, kataku.
“Kurang ajar kamu ya”, kata mamaku marah. Ia mematikan videonya.
“Eitt…ingat ma, aku masih punya copy-an dan aku tidak menggertak”, kataku.
“Apa maumu To? Aku ini mamamu!”, katanya
“Aku tahu, dan aku ingin mami jadi budakku untuk selamanya”, kataku.
Mama tiba-tiba berlutut di hadapanku. “Pliss Ten kumohon, jangan lakukan itu…”
Mama tampak menangis. Ia benar-benar tak ingin video itu tersebar ataupun menuruti kemauanku. “Simpel aja koq mam, mama turuti aku aja.”
Mama agak berpikir panjang, aku biarkan ia berlutut sambil menundukkan kepala. Tapi aku tak mau menunggu. Aku melepaskan pakaianku satu per satu hingga sekarang aku tak pakai pakaian apapun. Mama melihatku.
“Mau apa kamu?”
“Mama, adalah budakku sekarang, terima kenyataan ini deh ma”, kataku.
Mama benar-benar tak bisa apa-apa. Ia hanya pasrah. Akupun makin menguasai keadaan. Mama aku bopong ke sofa. Di sana aku lucuti seluruh pakaiannya. Mama benar-benar pasrah, air matanya mengalir. Aku ciumi bibirnya, kulumat lidahnya, kuhisap, lalu kuremas dadanya. Aku menyusu kepadanya sebagaimana aku menyusu ketika masih bayi.
Mama hanya memejamkan mata. “Nikmati aja ma, Yanto akan berikan kepuasan yang tidak diberikan oleh papa.”
Aku menciumi seluruh tubuhnya, ketiaknya, bahunya, dadanya, putingnya yang berwarna coklat, pusarnya, pahanya, dan ketika aku hisap jempol kakinya, ia menggelinjang. Sepertinya mama benar-benar pasrah. Kuketahui setiap ciumanku di tubuhnya ia mendesah.
Akupun ke vaginanya, dan tanpa basa-basi aku jilati tempat itu, tempat di mana aku lahir dulu. Aku jilati, aku basahi dengan ludahku, aku lumat, aku jilati klitorisnya, mama nggak tahan. Cairan kewanitaannya sangat banyak yang keluar. Mungkin ia mau orgasme.
“To…ahh…To…jangan To…pliiisss, jangan perkosa mami”,kata mami memohon. Tapi aku tak tinggal diam. Mami meremas rambutku, lalu aku naik ke perutnya payu daranya kuhisap lagi.
Aktivitasku aku hentikan. Aku sudah siap untuk menancapkan rudalku sekarang. Mama melihat moncong rudalku. Ia pasrah dan tahu bahwa benda itu akan masuk ke vaginanya. Dan benar, aku memasukkannya perlahan. Pertama-tama hanya seperempat yang masuk, ujungnya saja. Mamaku sudah bergelinjang. Lalu aku tekan sedikit hingga setengah yang masuk. Itupun sudah aku goyang maju mundur. Vaginanya sangat basah, cairan kewanitaannya sangat banyak, ia mungkin sudah orgasme dulu. Aku terus menekannya hingga penuh benar punyaku masuk. Mama tak bisa berkata apa-apa lagi sekarang, malah dia mengimbangiku dengan menekan pantatnya ke atas.
Akupun segera menggoyangnya maju mundur. Kutindih mamaku, dada kami bersatu dan kucium bibirnya. Pantatku bergoyang seperti bor. Mencoba menuju puncak, untuk mengeluarkan spermaku. Aku tidak merasa puas dengan posisi seperti ini. Aku kemudian menghentikan gerakanku, kubalikkan tubuh mamaku yang lemas. Aku sodok dia dari belakang. Pantatnya sangat seksi. benar sekali, sensai doggy style ini luar biasa. Mama hanya berkata, “aah…ahh..ahh..oh…oh..ah..ahh..”
“Enak ma?”, tanyaku.
“Yanto….ah…terus To…perkosa mama To…perkosa mama”, katanya merancau. Aku pun tak tinggal diam. Kupompa lebih cepat lagi. Oh…pantatnya benar-benar merangsangku, aku tak tahan lagi.
“Ma, Yanto mau keluar nih”, kataku.
“Keluarin To, mama juga keluar”, katanya.
CROOOOTT…..CROOOT…CROOT…., banyak sekali spermaku yang keluar ke dalam rahimnya. Aku memeluk mama dari belakang. Dan kami pun lemas. Aku peluk mama sambil meremas dadanya. Penisku masih di vaginanya. Posisi kami di atas sofa dengan kedua tanganku meremas dadanya, tubuh kami bersandar sofa. Nafas kami terengah-engah. Kamipun akhirnya tertidur.
Satu jam kemudian aku terbangun. Mama sudah tidak kupeluk lagi. Ia duduk bersandar sofa. Matanya tampak sembab. Ia merasa bersalah.
“Kenapa ma?”, tanyaku.
“Yanto tega sekali ama mami”, jawabnya..
“Tapi mama sukakan?”, tanyaku.
“Tapi, mama sudah mengkhianati papi”, katanya. “Seharusnya tidak seperti ini”.
Aku lalu memeluknya dari belakang. “Tidak masalah ma, ini akan kita jaga, rahasia ini akan kita jaga, selama mama menjaga rahasia juga”.
Mama diam.
Aku lalu beranjak dari sofa. Aku berdiri di hadapannya.
“Kenapa To?”, tanyanya.
“Sepong penis Yanto dong, Yanto belum puas”, kataku.
Mama kali ini langsung nurut. Ia memegang ujung penisku. Dengan perlahan ia urut penisku, penisku yang masih tidur, langsung tegang. Lalu perlahan-lahan ia julurkan lidahnya, ia putar-putar lidahnya ke ujung penisku, lalu ia masukkan ke mulutnya. Yeah, nikmat sekali.
Lalu ia basahi seluruh penisku dengan lidahnya, dijilati, dicium, dikocok diremas. Entah berapa lama aku berdiri dengan diberi kenikmatan itu, yang jelas, aku benar-benar puas saat spermaku muncrat di dalam mulut mamaku. Mama menghisapnya habis, menelannya bulat-bulat.
Setelah kejadian itu, aku jadi makin berani dengan mamaku. Setiap malam aku selalu minta jatah. Setiap hari, bahkan mama mulai mengeluh kalau misalnya hamil bagaimana, aku tak peduli, mama sekarang menjadi budakku.
WWW.JINPOKER.COM, - AGEN POKER dan DOMINO ONLINE TERPERCAYA
Bagi para pembaca yang belum membaca ceritaku terdahulu yang berjudul “Beli Mobil Berbonus Seks, perkenalkan namaku Anton. Aku sedang kuliah di tingkat terakhir sebuah PTS di Jakarta. Sambil kuliah, aku berwiraswasta. Terimakasih untuk temanku yang dulu memperkenalkan aku pada bisnis ini, sehingga keadaan ekonomiku sudah sangat berubah. Aku merasa sangat bersyukur, di saat banyak sarjana yang masih menganggur, aku yang masih kuliah sudah mendapatkan penghasilan besar setiap bulannya.
Kejadian ini berlangsung beberapa minggu yang lalu. Saat itu, hari Jumat sore, aku sedang mengerjakan salah satu proyekku. Seperti biasa untuk refreshing, sambil menyeruput secangkir kopi, aku membaca email email yang masuk. Segera kubalas email permintaan proposal dari pelanggan, dan aku pun kadang tertawa geli membaca email-email joke dari teman-temanku. Tetapi ada satu email yang menarik perhatianku, yaitu dari temanku yang tinggal di Bogor, Wendy. Dia sedang suntuk dan mengajakku untuk refreshing ke Puncak saat aku tidak sibuk. Kebetulan besok aku tidak ada acara, hanya perlu mengambil pembayaran ke salah satu klienku. Terlebih lagi Monika, pacarku, juga sedang keluar kota bersama keluarganya.
Aku segera mengambil HP-ku dan menelpon Wendy, temanku itu.
“Di.., OK deh gue jemput lu ya besok.. Mumpung cewek gue sedang nggak ada
“Gitu donk.. Bebas ni ye.. Emangnya satpam lu kemana?
“Ke Surabaya.. Ada saudaranya kawinan
“Besok jangan kesiangan ya datangnya.. Jam 11-an deh
“OK
Setelah itu kunyalakan sebatang rokok, dan kuteruskan pekerjaanku.
*****
Pagi itu, aku berangkat ke Bogor. Dalam perjalanan, aku mampir ke tempat salah satu klienku di daerah Tebet, untuk mengambil pembayaran proyek yang telah kuselesaikan. Setelah mengambil cek pembayaran, segera aku menuju tol Jagorawi. Sialnya ban mobilku sempat kempes, untungnya hal itu terjadi sebelum aku masuk jalan tol. Akibatnya, sekalipun aku telah memacu mobilku, baru sekitar jam 12.30 aku sampai di rumah Wendy.
“Sialan lu.. Gue udah tunggu-tunggu dari tadi, baru dateng. Wendy berkata sedikit kesal ketika membuka pintu rumahnya.
“Sorry.. Gue perlu ke klien dulu.. Udah gitu tadi bannya kempes, mesti ganti ban dulu di tengah jalan
“Anterin gue tambal ban dulu yuk.. Baru kita cabut sambungku lagi.
“Bentar.. Gue ganti dulu ya. Wendy pun kemudian ngeloyor pergi ke kamarnya.
Sambil menunggu, aku membaca koran di ruang tamu. Tak lama Siska, adik Wendy, datang membawa minuman.
“Kok udah lama nggak mampir Mas?
“Iya Sis, habis sibuk.. Mesti cari duit nih jawabku.
“Mentang-mentang udah jadi pengusaha.. Sombong ya godanya sambil tertawa kecil. Siska ini memang cukup akrab denganku. Anaknya memang ramah dan menyenangkan. Kami pun bersenda gurau sambil menunggu kakaknya yang sedang bersiap.
Setelah Wendy muncul, kami segera berangkat menuju tukang tambal ban terdekat. Setelah beres, aku membawa mobilku menuju sebuah bank swasta untuk mencairkan cek dari klienku. Antrian lumayan panjang hari itu, akibatnya cukup lama juga kami menghabiskan waktu di sana.
Saat keluar dari bank tersebut, jam telah menunjukkan pukul 14.00 siang, sehingga aku mengajak Wendy mampir ke sebuah restoran fast food untuk makan siang. Di restoran itu, kami bertemu dengan dua gadis ABG cantik yang masih berseragam SMA. Yang seorang berambut pendek, dengan wajah yang manis. Tubuhnya tinggi langsing, dengan kulit agak hitam, tetapi bersih. Sedangkan yang satu berwajah cantik, berkulit putih dan berambut panjang. Tubuhnya tidak terlalu tinggi, tetapi yang paling menarik perhatian adalah tubuhnya yang padat. Payudaranya tampak besar menerawang di balik seragam sekolahnya. Kami tersenyum pada mereka dan mereka pun membalas dengan genit.
“Ton.. Kita ajak mereka yuk.. kata Wendy.
“Boleh aja kalau mereka mau jawabku.
“Tapi lu yang traktir ya bos.., kan baru ngambil duit nih
“Beres deh
Wendy pun kemudian menghampiri mereka dan mengajak berkenalan. Memang Wendy ini pemberani sekali dalam hal begini. Dia memang terkenal playboy, punya banyak cewek. Hal itu didukung dengan perawakannya yang lumayan ganteng.
“Lisa.. kata gadis berambut pendek itu saat mengenalkan dirinya.
“Ini temannya siapa namanya tanyaku sambil menatap gadis seksi temannya.
“Dian kata gadis itu sambil mengulurkan tangannya. Langsung kusambut jabatan tangannya yang halus itu.
Aku dan Wendy lalu pindah ke meja mereka. Kami berempat berbincang-bincang sambil menikmati hidangan masing-masing. Ketika diajak, mereka setuju untuk jalan-jalan bersama ke Puncak. Setelah selesai makan, waktu berjalan menuju mobil, kulihat payudara Dian tampak sedikit bergoyang-goyang saat dia berjalan. Ingin rasanya kulumat habis payudara gadis belia itu.
*****
Setelah berjalan-jalan di Puncak menikmati pemandangan, kami pun cek in di sebuah motel di sana.
“Lu kan yang traktir Ton.. Lu pilih yang mana? bisik Wendy saat kami sedang mengurus cek-in. Memang sebelumnya aku yang janji akan traktir, karena aku baru saja menerima pembayaran dari salah satu proyekku.
“Dian jawabku pendek.
“Hehe.. Lu nafsu liat bodynya ya? bisik Wendy lagi sambil tertawa kecil. Setelah itu, kamipun segera cek-in. Kugandeng tangan Dian, sedangkan Wendy tampak merangkul bahu Lisa menuju kamar.
Setelah kukunci pintu kamar, tak sabar langsung kudekap tubuh Dian. Langsung kucium bibirnya dengan penuh gairah. Tanganku dengan gemas meremas gundukan payudaranya. Setelah puas menciumi bibirnya, kuciumi lehernya, dan kemudian segera kubuka kancing baju seragamnya.
“Iih Mas.. Udah nggak sabar pengin nyusu ya? godanya.
Tak kuhiraukan perkataannya, langsung kuangkat cup BH-nya yang tampak kekecilan untuk menampung payudaranya yang besar itu. Langsung kuhisap dengan gemas daging kenyal milik Dian, gadis SMA cantik ini.
“Ahh.. Ahh erangnya ketika puting payudaranya yang telah mengeras kujilati dan kuhisap. Tangan Dian mengangkat payudaranya, sambil tangannya yang lain menekan kepalaku ke dadanya.
“Enak Mas.. Ahh erangnya lebih lanjut saat mulutku dengan ganas menikmati payudara yang sangat menggoda nafsu birahiku.
“Jilati putingnya Mas.. pintanya. Erangannya semakin menjadi dan tangannya menjambak rambutku ketika kuturuti permintaannya dengan senang hati.
Puas menikmati payudara gadis belia ini, kembali kuciumi wajahnya yang cantik. Lalu kutekan bahunya, dan diapun mengerti apa yang aku mau. Dengan berjongkok di depanku, dibukanya restleting celanaku. Tak sabar, kubantu dia membuka seluruh pakaianku.
“Ih.. Mas, gede banget.. desahnya lirih ketika penisku mengacung tegak di depan wajahnya yang cantik. Dielusnya perlahan batang kemaluanku itu.
“Memang kamu belum pernah liat yang besar begini?
“Belum Mas.. Punya cowok Dian nggak sebesar ini. jawabnya. Tampak matanya menatap gemas ke arah kemaluanku.
“Arghh.. Enak Dian.. erangku ketika Dian mulai mengulum kepala penisku.
Dijilatinya lubang kencingku, dan kemudian dikulumnya penisku dengan bernafsu. Sementara itu tangannya yang halus mengocok batang penisku. Sesekali diremasnya perlahan buah zakarku. Rasa nikmat yang tiada tara menghinggapi tubuhku, ketika gadis cantik ini memompa penisku dengan mulutnya. Kulihat kepalanya maju mundur menghisapi batang kejantananku. Kuusap-usap rambutnya dengan gemas. Karena capai berdiri, akupun pindah duduk di kursi. Dian kemudian berjongkok di depanku.
“Dian isap lagi ya Mas.. Dian belum puas.. katanya lirih.
Kembali mulut gadis belia ini menghisapi penisku. Sambil mengelus-elus rambutnya, kuperhatikan kemaluanku menyesaki mulutnya yang mungil. Ruangan segera dipenuhi oleh eranganku, juga gumaman nikmat Dian saat menghisapi kejantananku. Saat kepalanya maju mundur, payudaranya pun bergoyang-goyang menggoda. Kuremas dengan gemas bongkahan daging kenyal itu.
“Dian.., jepit pakai susumu Dian.. pintaku.
Dian langsung meletakkan penisku di belahan payudaranya, dan kemudian kupompa penisku. Sementara itu tangan Dian menjepitkan payudaranya yang besar, sehingga gesekan daging payudaranya memberikan rasa nikmat luar biasa pada penisku.
“Yes.. Yes.. akupun tak kuasa menahan rasa nikmatku. Setelah beberapa lama, kusodorkan kembali penisku ke mulutnya, yang disambutnya dengan penuh nafsu.
Setelah puas menikmati mulut dan payudara gadis SMA ini, kuminta dia untuk bangkit berdiri. Kuciumi lagi bibirnya dan kuremas-remas rambutnya dengan gemas. Tanganku melepas restleting rok seragam abu-abunya, kemudian kuusap-usap vaginanya yang mulai mengeluarkan cairan membasahi celana dalamnya. Kusibak sedikit celana dalam itu dan kuusap-usap bibir vagina dan klitorisnya. Tubuh Dian menggelinjang di dalam dekapanku. Erangannya semakin menjadi.
Aku sudah ingin menyetubuhi gadis muda ini. Kubalikkan badannya dan kuminta dia menungging bertumpu di meja rias. Kubuka celana dalamnya sehingga dia hanya tinggal mengenakan baju seragamnya yang kancingnya telah terbuka.
“Ahh.. jeritnya panjang ketika penisku mulai menerobos vaginanya yang sempit.
“Gila.. Memekmu enak banget Dian.. kataku ketika merasakan jepitan dinding vagina Dian.
Langsung kupompa penisku di dalam vagina gadis cantik itu. Sementara itu, tanganku memegang pinggulnya, terkadang meremas pantatnya yang membulat. Dian pun menjerit-jerit nikmat saat tubuh belianya kusetubuhi dengan gaya doggy-style. Kulihat di kaca meja rias, wajah Dian tampak begitu merangsang. Wajah cantik gadis belia yang sedang menikmati persetubuhan. Payudaranya pun tampak bergoyang-goyang menggemaskan di balik baju seragamnya yang terbuka.
Bosan dengan posisi ini, aku kembali duduk di kursi. Dian lalu duduk membelakangiku dan mengarahkan penisku ke dalam vaginanya. Kusibakkan rambutnya yang panjang indah itu dan kuciumi lehernya yang putih mulus. Sementara itu tubuh Dian bergerak naik turun menikmati kejantananku. Tanganku tak ketinggalan sibuk meremas payudaranya.
“Ahh.. Ahh.. Ahh.. erang Dian seirama dengan goyangan badannya di atas tubuhku. Terkadang erangan itu terhenti saat kusodorkan jemariku untuk dihisapnya.
Beberapa saat kemudian, kuhentikan goyangan badannya dan kucondongkan tubuhnya agak ke belakang, sehingga aku dapat menghisapi payudaranya. Memang enak sekali menikmati payudara kenyal gadis cantik ini. Dengan gemas kulahap bukit kembarnya dan sesekali kujilati puting payudara yang berwarna merah muda. Erangan Dian semakin keras terdengar, membuat aku menjadi semakin bergairah. Setelah selesai aku menikmati payudara ranumnya, kembali tubuh belia Dian mencari pelepasan gairah mudanya dengan memompa penisku naik turun dengan liar. Tak kusangka seorang gadis SMA dapat begini binal dalam bermain seks.
Cukup lama aku menikmati persetubuhan dengan gadis cantik ini di atas kursi. Lalu kuminta dia berdiri, dan kembali kami berciuman. Kubuka baju seragam sekolah berikut BH-nya sehingga sekarang kami berdua telah telanjang bulat. Kembali dengan gemas kuremas dan kuhisap payudara gadis 17 tahunan itu. Aku ingin segera menuntaskan permainan ini. Lalu kutuntun dia untuk merebahkan diri di atas ranjang. Aku pun kemudian mengarahkan penisku kembali ke dalam vaginanya.
“Ahh.. erang Dian kembali ketika penisku kembali menyesaki liang kewanitaannya.
Langsung kupompa dengan ganas tubuh anak sekolah ini. Erangan nikmat kami berdua memenuhi ruangan itu, ditambah dengan bunyi derit ranjang menambah panas suasana. Kulihat Dian yang cantik menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri menahan nikmat. Tangannya meremas-remas sprei ranjang.
“Mas.. Dian hampir sampai Mas.. Terus.. Ahh.. Ahh jeritnya sambil tubuhnya mengejang dalam dekapanku.
Tampak dia telah mencapai orgasmenya. Kuhentikan pompaanku, dan tubuhnya pun kemudian lunglai di atas ranjang. Kuperhatikan butir keringat mengalir di wajahnya nan ayu. Payudaranya naik turun seirama dengan helaan nafasnya. Payudara belia yang indah, besar, kenyal, dan padat. Mulutku pun dengan gemas kembali menikmati payudara itu dengan bernafsu.
Setelah itu, kucabut penisku dan kembali kujepitkan di payudaranya. Kali ini aku yang menjepitkan daging payudaranya pada penisku. Dian masih tampak terkulai lemas. Lalu kupompa kembali penisku dalam belahan payudara gadis ini. Jepitan daging kenyal itu membuatku tak dapat bertahan begitu lama. Tak lama aku pun menyemburkan spermaku di atas payudara gadis SMA yang seksi ini.
*****
Kami akhirnya menginap di motel tersebut. Selama di sana, aku sangat puas menikmati tubuh sintal Dian. Berulang kali aku menyetubuhinya, baik di atas ranjang, di meja rias, di kursi, ataupun di kamar mandi sambil berendam di bathtub. Sebenarnya ingin aku menginap lebih lama lagi, tetapi hari Senin itu aku harus menemui klienku di pagi hari, sementara ada bahan yang masih perlu dipersiapkan.
Hari Minggu malam, kami pun kembali ke Bogor. Kali ini ganti Wendy yang menyetir mobilku. Lisa duduk di kursi penumpang di depan, sedangkan Dian dan aku duduk di belakang. Dalam perjalanan, melihat Dian yang cantik duduk di sebelahku, dengan rok mini yang memamerkan paha mulusnya, membuatku kembali bergairah. Akupun mulai menciuminya sambil tanganku mengusap-usap pahanya. Kusibakkan celana dalamnya, dan kumainkan vaginanya dengan jemariku.
“Ehmm.. erangnya saat klitorisnya kuusap-usap dengan gemas.
Erangannya terhenti karena mulutnya langsung kucium dengan penuh gairah. Tanganku lalu membuka baju seragam sekolahnya. Kuturunkan cup BH-nya sehingga payudaranya yang besar itu segera mencuat keluar menantang.
“Suka banget sih Mas.. Nyusuin Dian ucapnya lirih.
“Iya habis susu kamu bagus banget bisikku.
Desah Dian kembali terdengar ketika lidahku mulai menari di atas puting payudaranya yang sudah menonjol keras. Kuhisap dengan gemas gunung kembar gadis cantik ini hingga membuat tubuhnya menggelinjang nikmat.
“Gantian dong Dian bisikku ketika aku sudah puas menikmati payudaranya yang ranum.
Kami pun kembali berciuman sementara tangan Dian yang halus mulai membukai resleting celanaku. Diturunkannya celana dalamku, sehingga penisku yang telah membengkak mencuat keluar dengan gagahnya. Dian pun kemudian mendekatkan wajah ayunya pada kemaluanku itu, dan rasa nikmat menjalar di tubuhku ketika mulutnya mulai mengulum penisku. Sambil menghisapi penisku, Dian mengocok perlahan batangnya, membuatku tak tahan untuk menahan erangan nikmatku.
“Ihh.. Gede banget.. Lisa juga pengen dong… Tiba-tiba aku dikagetkan oleh suara Lisa yang ternyata entah sejak kapan memperhatikan aktifitas kami di belakang.
“Pindah aja ke sini kataku sambil mengelus-elus rambut Dian yang masih menghisapi penisku.
Lisa pun kemudian melangkah pindah ke bangku belakang. Langsung kuciumi wajahnya, yang walaupun tidak secantik Dian tetapi cukup manis. Lidahku dan lidahnya sudah saling bertaut, sementara Dian masih sibuk menikmati penisku.
“Di.. Bentar ya nanti gantian.. kataku pada Wendy yang melotot melihat dari kaca spion.
“Oke deh bos.. jawabnya sambil terus melotot melihat pemandangan di bangku belakang mobilku. Setelah puas berciuman, kucabut penisku dari mulut Dian.
“Ayo Lis.. Katanya kamu suka kataku sambil sedikit menekan kepala Lisa agar mendekat ke kemaluanku.
“Iya.. Abis gede banget.. katanya sambil dengan imutnya menyibakkan rambut yang menutupi telinganya.
“Ahh.. Yes.. desahku saat Lisa memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Dihisapinya batang kemaluanku seperti anak kecil sedang memakan permen lolipop. Rasa nikmat yang tak terhingga menjalari seluruh syarafku.
Cukup lama juga Lisa menikmati penisku. Sementara itu Dian kembali menyodorkan payudara mudanya untuk kunikmati. Setelah beberapa lama kuhisapi payudaranya, Dian kemudian mendekatkan wajahnya ke arah kemaluanku dan menciumi buah zakarku, sementara Lisa masih sibuk mengulum batang kemaluanku.
“Nih gantian Dian.. katanya sambil menyorongkan penisku ke mulut Dian yang berada di dekatnya. Dian pun dengan sigap kembali mempermainkan kemaluanku dengan mulutnya. Sementara itu, kali ini gantian Lisa yang menjilati dan menciumi buah zakarku.
Saat itu aku merasa seperti sedang berada di surga. Dua orang gadis SMA yang cantik sedang menghisapi dan menjilati penisku secara bergantian. Kuelus-elus kepala gadis-gadis ABG yang sedang menikmati kelelakianku itu. Nikmat yang kurasakan membuatku merasa tak akan tahan terlalu lama lagi. Tetapi sebelumnya aku ingin menyetubuhi Lisa. Ingin kurasakan nikmat jepitan vagina gadis hitam manis ini.
Kuminta dia untuk duduk di pangkuan sambil membelakangiku. Kusibakkan celana dalamnya, sambil kuarahkan penisku dalam liang nikmatnya. Sengaja tak kuminta dia untuk membuka pakaiannya, karena aku tak mau menarik perhatian kendaraan yang melintas di luar sana.
“Ah.. desah Lisa ketika penisku mulai menyesaki vaginanya yang tak kalah sempit dengan kepunyaan Dian.
Lisa kemudian menaik-turunkan tubuhnya di atas pangkuanku. Dian pun tak tinggal diam, diciuminya aku ketika temannya sedang memompa penisku dalam jepitan dinding kewanitaannya. Goyangan tubuh Lisa membuatku merasa akan segera menumpahkan spermaku dalam vaginanya. Aku berusaha sekuat tenaga agar tidak ejakulasi terlebih dahulu sebelum dia orgasme. Sambil menciumi Dian, tanganku memainkan klitoris Lisa.
“Ah.. Terus Mas.. Lisa mau sampai.. desahnya. Semakin cepat kuusap-usap klitorisnya, sedangkan tubuh Lisa pun semakin cepat memompa penisku.
“Ahh.. erangnya nikmat saat mengalami orgasmenya.
Tubuhnya tampak mengejang dan kemudian terkulai lemas di atas pangkuanku. Aku pun mengerang tertahan saat aku menyemburkan ejakulasiku dalam vagina gadis manis ini. Setelah beristirahat sejenak, kami segera membersihkan diri dengan tisu yang tersedia.
“Mau gantian Di? tanyaku pada Wendy yang tampak sudah tidak tenang membawa mobilku.
“So pasti dong jawab Wendy sambil menepikan mobil di tempat yang sepi.
Kami pun berganti tempat. Aku yang membawa mobil, sedangkan Wendy pindah duduk di jok belakang. Rencananya dia juga akan main threesome, tetapi Dian juga ikut beranjak ke bangku depan.
“Aku cape ah Mas.. katanya.
Wendy tampak kecewa, tetapi apa boleh buat. Kami pun segera melanjutkan perjalanan kami. Kudengar suara lenguhan Wendy di jok belakang. Lewat kaca spion kulihat Lisa sedang mengulum penisnya. Karena sudah puas, aku tak begitu mempedulikannya lagi.
Sesampainya di Bogor, kedua gadis itu kami turunkan di tempat semula, sambil kuberi uang beberapa ratus ribu serta uang taksi.
“Kalau ke Bogor hubungi Dian lagi ya Mas.. kata Dian manis saat kami akan berpisah. Kulihat beberapa orang memperhatikan mereka. Mungkin mereka curiga kok ada dua gadis berseragam SMA di hari Minggu, malam lagi he.. He..
“ton.. Gue doain lu dapat banyak proyek deh.. Biar lu traktir gue kayak tadi lagi.. kata Wendy ketika aku turunkan di depan rumahnya.
“Sip deh.. jawabku sambil pamit pulang.
Kukebut mobilku menyusuri jalan tol Jagorawi menuju Jakarta. Aku tersenyum puas. Yang dulu selalu menjadi obsesiku, kini bisa menjadi kenyataan. Ternyata hidup itu indah
WWW.JINPOKER.COM, - AGEN POKER dan DOMINO ONLINE TERPERCAYA
Aku seorang mahasiswa berumur 21 tahun. Pada saat liburan semester aku pulang ke kampungku di Garut. Untuk mengatasi kejenuhan, aku jalan-jalan di kota tersebut. Dan masuk ke sebuah pusat belanja di kota kecil itu. Secara tak sengaja aku memandangi seorang gadis yang bisa dikatakan cantik. Wajahnya memancarkan kecantikan alami yang jarang ditemui pada seorang gadis kota.
Singkat cerita kami berkenalan. Namanya Ika, berumur 16 tahun. Duh, senang sekali aku bisa kenalan dengan gadis seperti dia. Bulan demi bulan telah berlalu, kamipun semakin akrab dan sering berhubungan lewat telepon. Singkat kata, kamipun sepakat untuk menjadi sepasang kekasih.
Pada liburan semester selanjutnya, kami berjanji bertemu di rumahnya. Rumahnya sih sederhana, maklum bapaknya hanya pedagang kecil, tapi bukan itu yang aku lihat. Malam itu kami berdua menonton layar tancap, hal yang sebenarnya cukup simple tapi yah namanya juga lagi kasmaran. Kami pulang jam sembilan malam atas keinginan Ika. Ternyata sampai di rumah pacarku, kami hanya menerima titipan kunci rumah. Keluarganya sedang pergi menegok teman ayah pacarku yang sedang sakit keras.
Malam itu dingin sekali, Ika permisi untuk ganti pakaian. Saat kulihat Ika dengan pakaiannya yang sederhana itu aku terpaku, betapa cantik dan anggunnya dia walaupun hanya memakai pakaian biasa. Aneh, ada seuatu yang aneh yang menjalar ke perasaanku.
“Lho, ada apa Kang?”, tanya Ika.
“Ah, nggak ada apa-apa!”, jawabku.
“Kok melihat Ika terus?”, tanyanya lagi.
“Ngak kok!”, jawabku.
“Kamu cantik, An”.
“Ah Akang!”, katanya lagi dengan tersipu.
Lama kami berpandangan, dan aku mulai mendekati dirinya. Aku pegang tangannya, lalu kuraba, betapa lembut tangannya. Kami saling berpegangan, meraba dan membelai. Perlahan kubuka pakaiannya satu persatu, kulihat ia dalam keadaan setengah telanjang. Kupandangi dadanya di balik BH putihnya, kupandangi seluruh tubuhnya, kulitnya yang sawo matang.
“Kang, bener Akang cinta ama saya?”, tanyanya lagi.
“Bener, Akang cinta ama kamu!”, jawabku sambil membuka BH dan Celana dalam warna putihnya.
Kini ia polos tanpa satu benangpun menutupi tubuhnya. Kubaringkan ia di tempat tidur, lalu kuciumi seluruh tubuhnya. Tubuh Ika bergetar hebat, menandakan bahwa dia baru pertama kali ini melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya.
Lalu kubuka selangkangannya dan kumasukkan penisku dengan extra hati-hati. Ika mengerang dengan pasrah, lalu kusuruh ia untuk menggigit bantal agar suaranya tidak kedengaran oleh tetangga. Kugerakkan penisku, maju mundur. Mata Ika merem melek keenakan. Nafasku mulai memburu, dan Ika mulai tidak bisa mengontrol dirinya, dia memegang bantal dengan eratnya, gerakanku semakin cepat, aku ingin sekali menembus pertahanannya yang rapat itu. Kupegangi payudaranya, kujilat, kukulum, dan kurasakan penisku mulai menegang dan, “Cret…, cret…, cret”. Spermaku keluar dengan deras, Ika memelukku dengan erat dan kamipun terbaring kelelahan. Dalam hati aku bertekad untuk menikahi gadis itu, karena aku sangat mencintainya.